Hampir tiap tahun saya melaksanakan solat Idul Adha di masjid Agung Jawa Tengah. Selain sebagai salah satu masjid terbesar di Jateng, lokasinya dekat dengan rumah. Tahun ini saya kembali solat di sini. Dan ada yang menarik kali ini menurut saya.
Gema takbir sudah saling bersahut-sahutan di langit. Seperti biasa, jalanan Gajah Raya tampak macet karena jamaah yang sangat banyak ingin segera menuju masjid. Masjid Agung Jawa Tengah atau MAJT memang memiliki daya tampung yang besar, kira-kira dapat diisi hingga puluhan ribu.
Buklet khotbah
Ini yang menurut saya menarik tahun ini. Buklet atau buku yang berisi 12 halaman ini dibagikan cuma-cuma pada masyarakat yang hadir untuk melaksanakan salat Ied Idul Adha pada senin pagi (12/9).
Panitia cukup semangat menghampiri masyarakat dan membagikannya. Saya sendiri mendapatkannya juga. Saat melihat isinya ternyata sama persis dengan apa yang disampaikan khotib yang bertindak kali ini adalah Prof. Dr. H. Mohammad Nasir, Ph.D., Ak. yang merupakan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
Buklet ini semacam panduan umat muslim yang bukan saja dapat menjadi informasi tapi juga mengingatkan apa yang telah disampaikan di khutbah salat Idul Adha tahun ini.
TV LCD layar lebar
Selain buklet, ada juga televisi layar lebar yang menurut saya juga menarik. TV tersebut menampilkan suasana selama salat berlangsung. Terlebih saat khotib berkutbah yang ditampilkan sehingga jamaah belakang bisa melihat lebih jelas.
Sisi marketing
Saya berpikir lain tentang kedua media yang digunakan saat salat idul Adha, terutama sisi marketing dan buklet yang diberikan cuma-cuma.
MAJT memiliki organisasi remaja Masjid Agung Jawa Tengah atau RismaJT. Mereka juga aktif di media sosial seperti Twitter dan Instagram. Dan buat saya itu keren sekali sudah memanfaatkan media sosial.
Saya melihatnya, mereka adalah ujung tombak komunikasi dan promosi dari MAJT yang diisi generasi muda. Ingat, generasi saat ini dikuasai generasi Millenials yang berusia 18-35 tahun. Dimana generasi ini sangat melek teknologi.
Sampai tulisan ini dibuat, akun twitter mereka (RismaJT) diikuti sekitar 168 followers. Seharusnya, mereka dapat membangun pengikut lebih banyak bila melihat momen besar seperti salat Idul Adha yang selalu dihadiri puluhan ribu jamaah.
Sayangnya, sisi marketing tidak dimanfaatkan oleh RismaJT pada buklet kali ini. Andai saja, satu halaman kosong bisa ditambah, Risma dapat mengenalkan organisasi mereka diantara isi khotbah. Bisa diisi akun media sosial, kegiatan atau daftar pengurus organisasi. Yang penting sih media sosial, menurut saya.
...
Bila melihat kemasan buklet (cover) diisi promosi iklan sebuah bank, RismaJT sepertinya bisa juga melakukan promosi. Mereka bisa membangun informasi lewat pengikut yang banyak di akun media sosial.
Tapi, mungkin juga space itu tidak diberi oleh pihak terkait acara yang juga memproduksi buklet. Kita tidak tahu, ini hanya pendapat saya saja. Semoga tahun depan, atau periode selanjutnya, RismaJT dapat memanfaatkan momen atau event untuk membangun sisi marketing mereka.
Bagaimana pendapat Anda?
Artikel terkait :
- Ngabuburit di Masjid Agung Jawa Tengah
- Begini Bentuk Payung Raksasa Masjid Agung Jawa Tengah Saat Dibuka
- Foto : Begini Suasana Salat Idul Fitri di Masjid Agung Jawa Tengah (2015)
- Menikmati Sunrise Dari Masjid Agung Jawa Tengah
- Lainnya dari MAJT
...
Informasi Kerjasama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar